MALAIKAT BERSORBAN BAGIAN KEDUA
| NEW 1 | NEW 2 | PAGE 1 | PAGE 1B | AL QURAN TERJEMAH PERKATA | PAGE 1C | PAGE 2 | PAGE 3 | PAGE 4 | PAGE 5 | PAGE 6 | PAGE 7 | PAGE 8 | PAGE 9 | PAGE 10 | ABOUT ME | MEMBER AREA 2 | CHANNEL BELAJAR BAHASA INGGRIS | BELAJAR SKILL | MATERI BELAJAR SKILL | JAGO VIDEO | JAGO VIDEO AFFILIATE | https://www.bing.com/images/create | https://ideogram.ai/t/trending | https://app.leonardo.ai/ai-generations | DUBBING VIDEO | SUBTITLE GENERATOR | https://member.sarangdigital.id/member-area/login/ | MATERI BELAJAR SARANG DIGITAL | LINK VISUAL AI HARIS | LIST OF MY BLOG | LOGIN DISPROPERTI | KAVLING NAZRA CIKAHURIPAN | METODE KREBS | METODE CEPAT INGGRIS | DAILY ENGLISH | SHADOWING TECHNIQUE | CONTOH SHADOWING TECHNIQUE | PINDAHAN TAHUN KEHILANGAN | HELMI AZHARI | HARIS | AUDIO 1 - 5 | SHADOWING OLD IKLAN | PASSWORD PROTECTED | TEXT TO SPEECH | WEBSITE BUILDER | FREE EMAIL | LINK JUAL FULL | LINK JUAL FULL DENGAN PASSWORD | PER LIMA AUDIO | PER SATU AUDIO | AUDIO DI GOOGLE SITE | AUDIO DI GOOGLE SITE DENGAN PASSWORD | Rp 895.000 | CONTOH SHADOWING TECHNIQUE 2 | BAHAN GAMBAR DAN VIDEO | RISET STICKER TOILET | BAHASA ARAB | BAHASA ARAB CADANGAN | CONTOH MATERI BAHASA ARAB | KURSUS PURI HARMONI | LINK BISNIS PT BEST 2024 | MALAIKAT BERSORBAN |
“Paman, ini sebentar lagi iqomat, paman berwudhu dulu, dan selesai sholat dzuhur tunggu aku di parkiran mobil ini”, begitu keluar dari mobil lelaki bersorban itu mengarahkan aku ke tempat wudhu sebelum dia masuk menuju masjid.
Masih seperti mimpi rasanya aku selesaikan sholatku dengan berjamaah, dan dalam sujud terakhir tanpa dapat aku tahan air mataku meleleh dengan perasaan yang masih campur aduk.
Selesai berdoa aku langsung bergegas menuju parkiran mobil lelaki bersorban tadi dan ternyata dia sudah lebih awal menungguku disana.
“Paman, saya sedang terburu-buru, tapi mau bicara sebentar berdua, bisa kan ?”, lelaki bersorban itu membukakan pintu mobilnya dan tanpa menunggu jawabanku dia masuk duluan kedalam mobilnya.
Aku segera mengikuti masuk ke dalam mobil dan duduk di sampingnya.
“Paman,” lelaki itu kembali membuka pembicaraan sambil menghidupkan mesin mobil dan AC-nya, “Aku tidak ingin menginterogasi paman kenapa paman sampai melakukan hal tadi, cukup bagiku dalam hati meyakini bahwa paman bukanlah seorang yang jahat dan hanya terpaksa melakukan hal tadi, paman pun tidak perlu menceritakan kesusahan hidup paman kepada saya, karena pada dasarnya menceritakan kesusahan hidup kita kepada makhluk tidak akan membuat iman dan yakin kita kepada Allah meningkat, justru bisa sebaliknya.”
“Bolehkah saya tahu bapak tinggal dimana dan siapa nama bapak ?” aku mencoba memotong pembicaraan lelaki itu sesudah perasaan hatiku menjadi lebih tenang.
Lelaki itu hanya tersenyum : “Jangan panggil saya bapak, usia saya ini pantasnya jadi keponakan paman, jadi kalau paman tidak keberatan panggil saya ananda saja.”
“Dan mengenai nama, itu tidak penting, sebagaimana sayapun tidak ingin tahu nama paman, karena saya ingin menolong paman tanpa mengingat-ingat kebaikan yang pernah saya lakukan ini.”
Masyaa Allah betapa sopan dan halusnya tutur lelaki bersorban ini, mengalir lembut dengan tenang dari suaranya yang penuh wibawa.
“Baiklah ananda, kalau memang itu maunya ananda, saya tidak akan bertanya nama atau apapun lagi mengenai ananda, tapi ada satu hal lagi kalau boleh saya bertanya, apakah ananda sudah mengenal saya sebelum ini dan apa yang ananda bisikkan kepada security tadi sehingga dia melepaskan saya ?”
“Ini baru pertama kalinya kita bertemu paman, dan mengenai apa yang saya bisikkan tadi, maaf saya tidak bisa mengatakannya.” Lelaki bersorban itu kembali tersenyum dan berkata : “Boleh saya lanjutkan pembicaraan saya paman ?”
“Silahkan ananda.”
“Alhamdulillah, baiklah paman, saya berniat untuk membantu paman,” lelaki itu mengeluarkan amplop besar berwarna hijau dari bawah jok mobilnya dan melanjutkan :”Ini ada dua puluh satu juta, lima ratus ribu.
Sebetulnya saya ingin membantu paman sebanyak dua puluh dua juta, tapi yang lima ratus ribu sudah saya berikan kepada security tadi ....” Aku seperti tidak percaya dengan ucapan lelaki bersorban itu, tetapi setelah dia mengeluarkan dua gepok uang seratus ribuan dari amplop berwarna hijau itu, barulah aku yakin ini bukan mimpi, ya Allah.
“Ini paman, terimalah dan tidak usah mengucapkan terima kasih, ucapkanlah Alhamdulillah dan doakan aku dengan ucapan jazakallah khairon,” lelaki itu memasukkan kembali dua gepok uang seratus ribuan itu ke dalam amplop dan menyerahkannya ke tanganku yang masih belum mampu untuk berkata apapun, “Oh ya, dalam amplop itu kan jumlahnya dua puluh juta, ini tambahannya sejuta lima ratus”, kata lelaki itu sambil mengeluaran 15 lembar uang seratus ribuan dan menyerahkannya ke tanganku yang gemetar dan tanpa dapat ditahan lagi tiba-tiba meledaklah tangisku sambil menutupkan kedua tangan ke wajahku. Bagaimana tidak, peristiwa demi peristiwa barusan ini terjadi begitu cepatnya, tidak bisa lagi hatiku menjelaskan bagaimana baiknya Allah pada diri yang hina ini, justru disaat aku tadi memutuskan untuk melakukan perbuatan dosa, tapi Allah di saat itulah Dia melimpahiku dengan mendatangkan orang sebaik ini.
“Tenang paman, berdzikirlah kepada Allah ....., dan mudah-mudahan uang ini bisa paman kelola untuk mencari nafkah, terserah paman saja bagaimana bentuk usahanya, dan sebelum kita berpisah bolehkah saya memberikan nasehat kepada paman ?”
“Ya Allah ananda, silahkan ananda berikan nasihat kepadaku, refleks aku salami dan cium tangan lelaki bersorban itu.”
“Mudah-mudahan Allah memberikan taufik hidayah kepada paman untuk mengamalkan nasihat ini :”
Aku menatap lelaki bersorban ini dengan penuh konsentrasi dan mendengarkan dengan sepenuh perhatian kata demi kata yang diucapkannya : “Bolehkah saya menuliskan nasehat ananda ini agar tidak lupa ?”
“Tidak perlu paman menuliskannya, karena nanti saya akan berikan catatannya kepada paman, bisa saya mulai paman ?”
Aku menganggukkan kepalaku, “Silahkan ananda, paman berjanji untuk mengamalkannya dalam hidup paman segala nasehat ananda.”
“Paman dengarkanlah baik-baik :
Pertama : Taatlah kepada Allah.
Kedua : Ikutilah jalan hidup Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.
Ketiga : Perbaiki sholat setiap hari
Keempat : Selalu belajar
Kelima : Selalu dalam keadaan ingat kepada Allah dengan memperbanyak membaca Quran, dzikir, sholawat dan istighfar.
Keenam : Selalu bersihkan hati agar senantiasa ikhlas dalam beramal kebaikan
Ketujuh : Selalu mengajak dan ingatkan orang agar mengamalkan perkara pertama dan keenam ini,
Ke delapan : Perbanyak doa yang nanti saya akan berikan catatannya.
Dan sebagai tambahan, paman nanti carilah sebuah masjid tua yang berusia ratusan tahun di Jalan Hayam Wuruk Jakarta, sering-seringlah datang kesana, dan bergabung dalam kebaikan yang dilakukan jamaah masjid disana.”
Lelaki bersorban itu mengeluarkan selembar kertas dari saku gamisnya dan menyerahkannya kepadaku seraya berkata, “Semua hal yang saya katakan tadi ada dalam catatan ini beserta doa yang tercantum dalam nomor delapan.”
“Ya Allah, ananda Alhamdulllah, jazakallah khairon, jazakallah khairan”, kembali air mataku menetes tanpa bisa ditahan. “Semoga Allah pertemukan kita kembali, ananda.”
“Aamiin”, lelaki itu menyalami aku dan kali ini dia yang mencium tanganku, “Mohon maaf paman, saya terburu-buru, silahkan paman pulang dan temuin keluarga dan ini ada tambahan oleh-oleh dari saya berupa makanan, mudah-mudahan cocok seleranya,” sambil tersenyum lelaki itu mengambil plastik besar yang terletak di jok belakang.
“Oh ya paman, itu ada taxi, supirnya baru keluar dari masjid, lelaki bersorban itu reflek membuka kaca mobilnya dan memanggil sopir taxi yang langsung menghampiri kami : “Pak, tolong antarkan bapa ini pulang ke rumahnya, ini untuk ongkosnya, kalau ada lebihannya bapa ambil saja ya...”, aku tidak tahu lagi berapa lembar uang seratus ribuan kali ini yang diberikan lelaki bersorban kepada sopir taxi tersebut. Sungguh bagiku, dia adalah seorang lelaki yang seperti malaikat penolong yang Allah datangkan bagi diriku.
(Bersambung)
INGIN KURSUS BAHASA INGGRIS MELALUI GROUP WA ?
Silahkan klik link berikut ini :
👇👇👇
Please visit us here :
YouTube Channel :
Comments
Post a Comment